Pandemi dan Pintu-Pintu Kesempatan

It’s a matter of how we see things.
(Hera Budiman)

Di rumah saja bukan berarti tertutupnya pintu-pintu kesempatan. Sebaliknya, kesempatan-kesempatan baik itu datang dan bermunculan, bahkan jauh lebih banyak dari sebelum masa pandemi. Setidaknya ini yang saya alami.

Hampir satu tahun beraktivitas di rumah saja ternyata bisa mengeluarkan kebisaan yang tersembunyi. Sesuatu yang dulu tidak pernah terpikir bisa kukerjakan, akhirnya bisa juga kalau dipaksa keadaan. ? Sejak pandemi merebak, saya enggak (belum berani) mengajak anak-anak makan di luar. Pesan makanan pun pasti memilih yang bukan siap santap. Kalau bukan frozen food, setidaknya pesan makanan yang bisa dipanaskan dulu. Itu pun hanya beli dari teman-teman yang kukenal.

Stay at home selama sekian bulan ternyata bisa membuka kesempatan buatku untuk belajar “bebikinan”. Hanya dengan modal resep hasil googling, alhamdulillah bisa kubuat sendiri sekian jenis “jajanan” anak-anak sehingga tidak perlu beli.

Tidak mudah memang bagi siapa pun untuk tetap berpikir positif dan bahagia di saat seperti ini, saat kita harus beraktivitas dari/di rumah saja. Kalaupun terpaksa harus keluar rumah, kita harus tetap menjalankan protokol kesehatan. Tapi, situasi begini terjadi pada semua orang di banyak tempat. Jadi, akankah kita memilih mengeluh atau beradaptasi dengan keadaan? Pilihan ada di tangan kita. I do believe that it’s a matter of how we see it.

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like