Menjaga Jarak

A real friendship is one where you are truly free to be yourself.

(Rumi)

Ketika kita bisa menjadi diri sendiri dalam sebuah hubungan sosial dengan yang lain, saat itulah sebuah pertemanan sejati tercipta.  Demikian Rumi melihat a real friendship. Pertemanan yang sehat pastinya akan membuat seseorang berkembang menjadi versi terbaik dirinya. Namun, kondisi ideal seperti ini ternyata tidak selalu terjadi. Ada kalanya ketika kita masuk dalam sebuah lingkaran pertemanan tertentu, tanpa disadari kita terpaksa harus berpura-pura menjadi orang lain. Jangankan berkembang menjadi versi terbaik diri, bahkan untuk menjadi diri sendiri apa adanya saja sulit. Demi bisa diterima dalam lingkaran pertemanan tersebut, sering kali kita mengorbankan tujuan awal masuk dalam lingkaran pertemanan tertentu.

Jika satu lingkaran pertemanan membuat kita terpaksa menjadi orang lain, haruskah kita bertahan untuk berada di dalamnya? Sepadankah usaha yang dilakukan untuk menjadi bagian satu lingkaran pertemanan jika itu berarti secara perlahan kita menggerus kebersihan dan ketenangan hati? Pertanyaan-pertanyaan ini muncul secara sadar setelah satu demi satu kegelisahan dan kekhawatiran menjelma menjadi nyata.

Mengenali Pertemanan yang Sehat

Pertemanan adalah relasi atau hubungan antara dua atau lebih inividu. Dalam relasi ini ada hubungan saling menguntungkan, baik itu secara pengetahuan atau afeksi. Setiap manusia akan membutuhkan teman atau pertemanan karena memang manusia tercipta sebagai makhluk sosial yang akan membutuhkan orang lain.

Idealnya, pertemanan sejati adalah hubungan yang akan menjadikan setiap individu di dalamnya berkembang ke arah yang lebih baik. Dengan berada dalam lingkaran pertemanan, setiap individu berkembang menjadi versi terbaik dirinya. Ada aktivitas positif ketika pertemanan itu terbentuk. Dalam interaksi-interaksi yang terjadi, akan selalu ada hal bermanfaat yang tercipta, baik itu dalam bentuk saling memberi pengetahuan, saling memberi nasihat, atau sekadar saling memberi rasa tenteram dan nyaman.

Pertemanan yang sehat memberikan rasa nyaman. Meskipun demikian, bukan berarti dalam pertemanan tidak pernah ada konflik sama sekali. Konflik yang ada biasanya mudah sekali terselesaikan jika lingkaran pertemanan tersebut sehat. Fondasi dari lingkaran pertemanan yang sehat selalu berupa hal positif dan bertujuan positif juga.

Pertemanan Tidak Sehat Menggerogoti Hati

Bagaimana jika suatu lingkaran pertemanan berfondasi pada hal negatif? Misalnya, ada tujuh orang yang berkumpul dalam satu lingkaran pertemanan karena mereka membenci orang yang sama. Pada setiap pertemuan yang ada, obrolan berputar pada topik yang sama yaitu kebencian akan seseorang tadi. Obrolan negatif ini menjadi semacam bahan bakar yang merekatkan pertemanan mereka. Jika kita berada di dalamnya, tentu saja ini tidak sehat. Kebencian yang dipupuk bersama dan merekatkan pertemanan ini lambat laun akan menggerogoti hati individu-individu yang ada di dalam lingkaran itu. Tentu saja pertemanan seperti ini tidak sehat, apalagi jika sampai pada titik setiap individu merasa baik-baik saja melakukan hal tersebut.

Contoh lain dari pertemanan yang dapat menggerogoti hati adalah tidak adanya mutual relations, tidak ada saling memberi hal positif (pengetahuan, ilmu, atau perasaan tenang). Tidak ada tujuan yang sama dari relasi pertemanan kelompok ini. Dalam konteks contoh ini, bisa jadi tujuan individu-individu dalam lingkaran pertemanan ini berbeda. Bagi Si X dan Si Y, ketika mereka selalu membahas barang-barang mewah (branded items) yang mereka beli dan selalu membahas pekerjaan suami mereka dalam setiap pertemuan, ini memberikan perasaan nyaman. Namun, bagi Si Z justru topik tersebut membuatnya tidak nyaman. Pada pertemuan berikutnya, Si Z ini mencoba membahas satu ilmu pengasuhan anak (karena mereka sama-sama ibu yang memiliki anak), justru Si X dan Si Y ini (mungkin) tidak tertarik dan akhirnya merasa tidak nyaman.

Ketika tujuan pertemanan tidak dapat dicapai karena tidak berhasil membuatnya berkembang menjadi lebih baik, bahkan membuat diri menjadi mundur, pada saat inilah pertemanan menjadi tidak sehat. Pertemanan yang seperti ini dapat meracuni hati dan diri atau biasa disebut toxic. Setiap individu memiliki pandangan akan diri yang berbeda dan inilah yang membedakan cara-cara yang ditempuh seseorang dalam memenuhi kebutuhan bertemannya.

Dalam buku yang ditulis oleh Littlejohn dan Foss (2011), Herbert menyatakan bahwa “symbolic interactionism is a way of thinking about mind, self, and society. (interaksi simbolik adalah cara berpikir tentang pikiran, diri, dan masyarakat)” Hasil terpenting dari interaksi adalah gagasan tertentu tentang the self (diri/pribadi). Kita tidak hanya berinteraksi dengan orang lain dan dengan objek sosial, tetapi juga berkomunikasi dengan diri sendiri.

Ketika kita melakukan percakapan diri, itu adalah awal dari sebuah proses berinteraksi. Inilah yang membedakan cara pemenuhan kebutuhan seseorang dalam berteman.

Tantangan Melepaskan Diri dari Pertemanan Tidak Sehat

Tidak mudah keluar dari lingkaran pertemanan yang dirasa toxic bagi diri. Terlebih jika kita berteman dalam kelompok tersebut sudah bertahun-tahun lamanya. Seiring berjalannya usia dan proses menjadi dewasa, perbedaan pandangan akan sesuatu yang mungkin dulu tidak terlalu berefek pada pertemanan, sekarang begitu kentara. Tidak hanya terlihat dan terasa, tetapi perbedaan ini sudah mulai mengganggu hati dan pikiran. Pada tahap ini, letting go harus dilakukan. Tidak mudah, tetapi ini harus dilakukan. Tantangan terberat adalah membentuk persepsi dan memberikan pemahaman pada teman-teman bahwa saya keluar dari kelompok sosial tersebut semata untuk membersihkan hati dan pikiran. Tantangan lainnya yang harus saya kelola adalah memberikan pemahaman bahwa ini bukan tentang kebencian atau rasa tidak suka akan individu tertentu.

Letting Myself Go dengan Menjaga Jarak

Interaksi dengan diri memberikan efek positif bagi saya. Setidaknya hal ini memaksa saya untuk lebih jujur pada diri dan lebih memahami kebutuhan diri. Ada kebutuhan untuk mendapatkan lingkungan yang kondusif bagi ketenangan serta kebersihan hati. Bagi saya ini menjadi penting karena tanpa ada pengaruh dari lingkaran pertemanan yang toxic pun, usaha untuk membersihkan hati tidaklah mudah. Faktanya, hati yang bersih dan jiwa yang tenang adalah dua hal penting yang berkontribusi dalam memberikan kehidupan yang damai.

Letting go ini bukan berarti saya memutus silaturahmi dengan teman-teman kelompok tertentu tersebut, tetapi lebih pada menjaga jarak. Untuk hubungan interpersonal, saya masih menjaga hubungan baik. Sesekali masih ada salam dan sapa lewat WhatsApp atau kami saling menyapa jika bertemu di tempat umum tanpa sengaja. Untuk momen-momen tertentu seperti Idulfitri, saya masih mengirimkan ucapan atau bingkisan. Namun, untuk hubungan sosial dalam kelompok, saya menjaga jarak. Saya keluar dari kelompok sosial tersebut dengan tidak mengikuti pertemuan rutin lingkaran pertemanan tersebut. Dengan demikian, saya terhindar dari situasi sulit ketika obrolan kelompok mengerucut pada obrolan yang bagi saya negatif. Setidaknya telinga saya tidak mendengar gosip yang saya tidak perlu tahu dan mulut saya pun tidak harus mengomentari sesuatu yang saya tidak mau komentari. Walaupun ini berarti saya akan tidak updated dengan topik mereka, namun saya menjadi tenang dan hati pun terhindar dari kotoran lisan dan pikiran.

Pertemanan yang baik bagi saya adalah ketika relasi yang terjadi dalam pertemanan interpersonal atau kelompok membuat diri menjadi lebih baik dari sebelumnya. Selain itu, teman yang baik adalah ketika bersama dengannya saya mampu mengembangkan potensi diri sekaligus mengenali dan mengurangi hal-hal negatif dari diri. Jika suatu lingkaran pertemanan tidak dapat membuat saya menjadi lebih baik dan membuat kedamaian hati hilang, keluar dari lingkaran itu menjadi pilihan yang tepat. Sekali lagi, ini bukan untuk memutus silaturahmi, tetapi menjaga hati dan diri dengan menjaga jarak. Setidaknya itu yang saya lakukan, bagaimana dengan Anda?

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like