Mendelegasikan Tugas Rumah Pada Anak, Mengapa Tidak?

“Untuk menjadi seorang ibu, hanya dibutuhkan tiga syarat utama: selalu sehat, selalu bahagia, dan dapat mengatur waktu.”

(Hera Budiman dalam buku 9 Perempuan Berbicara)

 

Ada tiga hal menarik dalam kutipan ini, ibu yang sehat, ibu yang bahagia, dan ibu yang dapat mengatur waktunya. Untuk selalu sehat dan bahagia, tentu “lelah” adalah kata yang harus dihindari. Itulah yang menjadi alasan pengaturan waktu yang baik juga menjadi hal yang sangat diperlukan seorang ibu. Lalu, apa hubungannya dengan pekerjaan rumah? Apakah semua pekerjaan rumah adalah kewajiban bunda? Dapatkah bunda melakukan semua hal itu setiap hari dan sepanjang hari tanpa libur? Jika hanya bunda, lalu apa peran anggota keluarga lainnya?

Keluarga adalah sebuah organisasi kecil. Meskipun penghuninya hanya terdiri dari ayah, bunda, dan anak-anak, namun setiap individu memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing. Ada sebagian keluarga yang mendelegasikan pekerjaan rumah pada beberapa pekerja, seperti asisten rumah tangga, tukang kebun, dan sopir. Dengan mempekerjakan mereka, semua urusan rumah teratasi.

Namun, tahukah bunda jika bagi sebagian keluarga lain, mereka harus menjalani kehidupan berkeluarga tanpa bantuan pihak luar? Banyak ragam alasan yang menjadikan mereka tidak mempekerjakan asisten rumah tangga. Beberapa alasan itu adalah sulitnya menemukan asisten rumah tangga yang rajin dan bisa dipercaya atau sulitnya mencari asisten rumah tangga yang sesuai kriteria keluarga.

Jika keadaan dan kondisi demikian, maka mau tidak mau bunda harus turun tangan langsung mengerjakan pekerjaan rumah yang seakan tiada ada habisnya, menyiapkan sarapan, makan siang, dan makan malam untuk penghuni rumah tercinta, mencuci piring, mencuci baju dan menyetrikanya, membersihkan rumah, dan lain sebagainya. Waktu dan tenaga yang bunda miliki terbatas, sehingga akan kelelahan di penghujung hari. Jika rasa lelah itu ada setiap hari, mampukah bunda menjamin akan selalu ceria menemani anak-anak bermain atau belajar? Mampukah bunda menjamin akan selalu fit dan tersenyum di hadapan pasangan setelah energi dihabiskan untuk mengerjakan banyak pekerjaan rumah seharian?

Di kondisi inilah, bunda dituntut untuk cerdas dalam mengelola waktu dan energi yang dimiliki. Salah satu cara terbaik dalam melakukannya adalah dengan mendelegasikan sebagian pekerjaan rumah tersebut. Tidak semua pekerjaan rumah harus dilakukan sendiri. Libatkan seluruh penghuni rumah. Ajak mereka ikut dalam merencanakan, mengatur, dan mengerjakan pekerjaan rumah. Buatlah daftar tentang siapa melakukan apa. Pastikan jenis pekerjaan rumah yang didelegasikan ke anak-anak adalah pekerjaan yang sesuai dengan usia dan kemampuan mereka. Orang tua membantu melakukan pekerjaan anak jika itu adalah sesuatu yang belum bisa mereka lakukan.

Bagaimana dengan ayah? Ayah pun harus ikut terlibat. Tentu saja, ini harus disesuaikan dengan waktu yang dimiliki ayah di rumah. Keterlibatan ayah dalam pekerjaan rumah adalah bentuk teladan bagi anak. Anak-anak akan memahami bahwa setiap individu dalam keluarga memiliki tugas dan kewajiban. Jangan pernah takut dengan mitos yang mengatakan bahwa wibawa seorang ayah akan jatuh jika turut serta membantu pekerjaan rumah. Sebaliknya, justru anak-anak akan melihat sisi positif dari ayah, bahwa lelaki gagah yang mereka panggil “Ayah” menyayangi bunda mereka dengan melakukan hal tersebut. Selain itu, relasi antarpenghuni rumah pun akan lebih dekat dan hangat.

Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam mengerjakan pekerjaan rumah bukan hanya akan membantu bunda, tetapi juga memiliki manfaat besar bagi keluarga.

Berikut beberapa manfaat yang bisa bunda dapatkan jika berhasil melibatkan anggota keluarga (anak-anak dan suami) dalam pekerjaan rumah sehari-hari:

Manfaat bagi anak-anak

  1. Anak-anak belajar mengerjakan pekerjaan sehari-hari yang kelak akan berguna untuk dirinya (life skills).
  2. Anak-anak belajar menghargai pekerjaan orang lain karena mereka sudah mengalami melakukan pekerjaan tersebut.
  3. Anak-anak belajar berdisiplin melakukan pekerjaan terjadwal.
  4. Anak-anak belajar bertanggungjawab dengan tugas terjadwal mereka.

Manfaat bagi orangtua (Ayah dan Bunda)

  1. Bunda memiliki waktu untuk melakukan hal produktif lainnya, misalnya mengerjakan hobi atau menambah penghasilan dengan bekerja paruh waktu.
  2. Bunda menjadi bahagia dan mudah tersenyum untuk anak-anak dan suami karena tidak merasa kelelahan dengan beban pekerjaan rumah.
  3. Ayah menjadi lebih dekat dengan Bunda dan anak-anak karena ikut terlibat dalam pekerjaan rumah.

Manfaat bagi keluarga

  1. Seluruh anggota keluarga menjadi merasa memiliki dan menjadi bagian keluarga seutuhnya karena adanya kedekatan antaranggota keluarga.
  2. Pekerjaan rumah lebih cepat terselesaikan karena dilakukan bersama dan ini berarti keluarga memiliki waktu lebih banyak untuk saling bercengkerama dan menjalin keakraban antaranggota keluarga.
  3. Kedekatan yang terjalin akan membuka lebar saluran berkomunikasi antaranggota keluarga sehingga anak-anak pun tak akan sungkan untuk bercerita seputar permasalahan yang mereka hadapi.

Pekerjaan rumah (household chores) bukan hanya tugas bunda, namun juga menjadi tanggung jawab bersama penghuni rumah. Pendelegasian pekerjaan rumah pada anak-anak bukanlah sebuah tindakan semena-mena tanpa tujuan. Justru dengan melibatkan anak-anak, mereka akan mendapatkan manfaat kebaikan melalui pekerjaan rumah. Penanaman karakter baik anak seperti kemandirian dan rasa tanggung jawab adalah bekal berguna bagi mereka kelak ketika bersosialisasi dan bermasyarakat. Pembiasaan ini juga sebagai media bagi anak-anak dalam mengasah life skills mereka. Jadi, hidup tanpa asisten rumah tangga, siapa takut?

Tulisanku ini ada dalam buku Hidup Asyik Tanpa Asisten Rumah Tangga yang terbit tahun 2020.
0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like